Translate

Sejarah Vitamin C

Tahun 1536. Jacques Cartier dari Quebec City, Kanada. Menemukan cara untuk menyembuhkan sariawan dengan teh yang dibuat dari daun-daunan dan belakangan diketahui daun-daunan tersebut kaya akan vitamin C.

Tahun 1795. Admiral Inggris, menetapkan bahwa jeruk segar sebuah per hari harus diberikan pada para pelaut yang berlayar dari Angkatan Laut Inggris.

Tahun 1865. Kamar Dagang Inggris, memberlakukan wajib untuk mengkonsumsi jeruk segar bagi pelaut dari kapal dagang.

Tahun 1911. Teori tentang vitamin, dipublikasikan oleh ahli biokimia Polandia tentang 4 senyawa dalam makanan alami yang bermanfaat untuk mencegah beri-beri, ricket, pellagra, dan skorbut.

Tahun 1918. E.V.Mc.Collum, seorang warga Amerika memulai pembauran sistem penamaan vitamin, yakni "komponen A yang larut dalam lemak".

Tahun 1928. Vitamin C pertama kali dimurnikan oleh ahli biokimia Hungaria Albert Szent-Gyorgyi yang bekerja di Canbridge, Inggris. Beliau merumuskan suatu komponen yang disebut asam heksurat, yang akhirnya menjadi asam askorbat (Vitamin C generasi pertama). Kemudian, berkembang lagi menjadi Vitamin C generasi kedua yang bermanfaat untuk menyembuhkan skorbut, seperti: rasa haus, depresi, otot terasa sakit, nampak lelah, gusi berdarah dan sesak napas.

Dari tahun ke tahun, analisis tentang Vitamin C terus berkembang, sampai akhirnya ditemukan Ester-C, Vitamin C generasi ke tiga.

5 komentar:

Penyebab Gangguan Kesehatan Pada Anak

Anak-anak mengalami sakit karena daya tahan tubuhnya belum kuat dan masih sangat sensitif sehingga anak-anak balita paling sering sakit. Terlebih lagi bila pola makan dan pola hidupnya sulit diatur. Karakter anak cenderung melawan bila disuruh istirahat, dan juga tidak mudah dibujuk menikmati makanan sehat. Anak-anak lebih condong memilih makanan sesuai dengan selera lidah, bukan sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Apalagi setiap hari banyak penjual makanan dan minuman yang lewat di depan rumah yang selain menguras kocek orang tua, makanan dan minuman tersebut belum terjamin aman atau sehat untuk dikonsumsi.

Berikut ini beberapa penyebab gangguan kesehatan pada anak-anak:

Rata Penuh1. Kurang istirahat dan terlalu banyak bermain
Pada umumnya anak kecil lebih menyukai terus bermain daripada disuruh tidur dan istirahat. Bahkan berhenti sejenak untuk makan saja kadang kala mereka tidak mau sehingga sering kali kita tidak habis pikir "mengapa anak-anak tidak mudah merasa lapar walau seharian tidak makan". Kalau terjadi hanya sesekali mungkin tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan, namun bila anak sering kali tidak mau makan dan maunya hanya main saja, tidak heran kalau mereka mudah sakit, kekurangan energi, vitamin dan mineral.

2. Makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia
Anak-anak seringkali jajan makanan dan minuman yang mengandung zat-zat tambahan yang dapat merusak kesehatan. Zat-zat seperti pengawet, pewarna, dan penguat rasa yang notabene merupakan bahan kimia lazim digunakan para pedagang makanan dan minuman. Pewarna, pengawet, atau penguat rasa alamiah sangat sulit dilakukan di Indonesia karena harganya cukup mahal. Apalagi dijual untuk konsumsi anak sekolah, industri rumah tangga lebih menyukai bahan kimia.

3. Terlalu sering mengkonsumsi obat
Anak sakit memang perlu obat, namun tidak harus menjejali anak dengan obat kimia atau antibiotik terus menerus. Jangan segan untuk bertanya kepada dokter tentang baik dan buruknya minum obat tertentu dan jangka waktu pemakaiannya. Coba dipertimbangkan dan disesuaikan dengan keluhan yang dialami. Misalnya saja anak yang sedang flu atau pilek. Flu atau pilek sebabnya adalah kuman atau bakteri yang bisa dihilangkan dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan asupan makanan yang bergizi tinggi, misalnya sup atau bubur sayur yang hangat atau minuman susu yang digabung dengan buah pisang.

4. Kurang perhatian dari orang tua
Orang tua yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan sering kali kurang memberi perhatian kepada anak-anaknya. Semua urusan dan kebutuhan anak diserahkan kepada pembantu atau pengasuh. Anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua seringkali merasa tertekan dan minder. Hal ini bisa mengganggu kesehatan mental dan juga fisiknya karena mereka menjadi tidak nafsu makan atau malas makan.

5. Lingkungan bermain yang tidak sehat
Lingkungan bermain anak-anak yang kotor dan kumuh sangat mempengaruhi kesehatannya. Misalnya, banyak lalat dan debu yang menghinggapi makanan yang akan disantap. Belum lagi bila orang-orang yang ada di sekitar tempat bermainnya menderita penyakit menular. Daya tahan tubuhnya yang masih rentan akan mengakibatkan anak-anak mudah tertular penyakit. Karena itu, jauhkan anak-anak dari lingkungan bermain yang tidak sehat.

6. Adanya faktor keturunan atau genetik
Orang tua yang mempunyai riwayat penyakit yang bisa disebabkan oleh faktor genetik harus mengambil tindakan pencegahan agar jangan sampai penyakit tersebut dialami oleh anak-anaknya. Kedisiplinan yang ditanamkan orang tua kepada anaknya (misalnya mengatur pola makan yang baik dan benar) sangat membantu menjaga kesehatan anak.

1 komentar:

Mitos Dan Fakta Seputar Penyakit Rematik

Jumlah penderita rematik di dunia telah melebihi angka 355 juta jiwa. Artinya, 1 dari 6 orang di dunia ini menderita penyakit rematik/ arthritis. Sayangnya pengetahuan tentang rematik ini masih belum tersebar luas. Banyak mitos-mitos yang keliru yang beredar di masyarakat yang akhirnya bisa memperlambat proses penyembuhan. Berikut ini adalah mitos-mitos yang beredar dan fakta-faktanya:

Mitos: Hanya Ada Satu Jenis Penyakit Rematik Di Dunia
Faktanya, terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, termasuk salah satunya Systemic Lupus Erythematosus yang mematikan.

Mitos: Rematik Disebabkan Oleh Mandi Malam, Cuaca Dingin, Dan Ruangan Ber-AC
Faktanya, banyak pekerja pabrik yang sering pulang malam dan mandi tidak menderita penyakit rematik. Penduduk yang tinggal di wilayah sub tropis atau berhawa dingin tidak semuanya menderita rematik. Dan pada beberapa terapi pengobatan justru menggunakan kompres es sebagai sarananya.

Mitos: Rematik Itu Penyakit Keturunan
Faktanya, tidak semua penyakit rematik diturunkan dari orang tua. Faktor genetik berpengaruh hanya untuk penyakit rematik jenis tertentu saja.

Mitos: Rematik Disebabkan Oleh Makanan
Faktanya, tidak semua penyakit rematik disebabkan oleh makanan. Hanya penyakit arthritis gout (asam urat) saja yang berhubungan dengan makanan.

Mitos: Penyakit Rematik Hanya Muncul Saat Tua
Faktanya, rematik menyerang segala usia. Juvenile Rheumatoid Arthritis menyerang anak usia 4 sampai 15 tahun yang gejalanya sama dengan orang dewasa.

Mitos: Rematik Hanya Menyerang Sendi Atau Tulang
Faktanya, rematik yang menyerang sendi disebut Arthritis. Rematik juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya, yaitu bursitis (radang bursa), tendinitis (radang tendon), fascitis (radang fascia), myositis (radang otot), dan nyeri pada pinggang.

Mitos: Penyakit Rematik Obatnya Sama
Faktanya, untuk menghilangkan rasa sakit atau bengkak, obatnya dapat sama. Tapi, hal yang perlu diperhatikan adalah obat rematik berbeda-beda tergantung penyebabnya.

Mitos: Sandal Atau Pijat Refleksi Dapat Menyembuhkan Rematik
Faktanya, hal ini belum terbukti secara ilmiah dan untuk jenis penyakit rematik tertentu justru akan memperparah penyakit rematik itu sendiri.

0 komentar:

Menangkal Serangan SARS

Kehadiran SARS pernah menjadi momok dunia kesehatan. Korban kasus SARS berlipat ganda dalam hitungan hari, penyebarannya begitu cepat, bahkan ke seantero dunia. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sindrom pernapasan akut yang disebabkan oleh Corona Virus.

Bagaimana SARS menyebar?
Penyebaran SARS ditularkan melalui udara, dari percikan cairan penderita yang sedang bersin, batuk atau berdahak. Mekanisme penularan yang paling mungkin adalah orang yang benar-benar berdekatan dengan penderita SARS. Masa inkubasi penyebarannya adalah 3-7 hari, tetapi pada beberapa orang bisa sampai 10 hari.

Tanda-tanda Terkena Gejala SARS
  1. Demam tinggi (lebih dari 38 derajat celcius), dan satu atau lebih gejala pernapasan, termasuk batuk, sesak napas, atau napas pendek.
  2. Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa SARS.
  3. Memiliki riwayat bepergian ke tempat-tempat yang terdapat kasus SARS.
  4. Hasil pemeriksaan foto paru-paru menunjukkan gejala pneumonia (radang paru).
Bagaimana Menangkal SARS?
Kita harus waspada mengingat vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Pencegahan yang terbaik adalah tidak mengadakan kontak dengan penderita. Upaya lainnya yaitu dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang tinggi memungkinkan tubuh punya kemampuan untuk menangkal dan melawan serangan penyakit.

0 komentar:

Cara Mengatasi Kanker Sejak Dini

Apakah Kanker Itu?
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkontrol yang pada umumnya membentuk benjolan. Sel kanker dapat menyebar melalui aliran darah maupun sistem getah bening ke bagian tubuh yang lain yang disebut sebagai metastasis. Jenis-jenis Kanker yaitu: kanker saluran cerna, lambung, pankreas, kolon, rektum, tenggorokan/ esofagus, payudara, kulit, prostat, indung telur, leher rahim, endometrium, hati, paru-paru dan kandung kencing.

Apa Penyebab Kanker?
Kanker terjadi akibat dari mutasi gen (perubahan gen) yang dipicu oleh keberadaan bahan asing yang bersifat karsinogen (pencetus kanker) dan masuk ke dalam tubuh kita. Bahan-bahan yang bersifat karsinogen itu antara lain:
  1. Senyawa kimia yang mengandung oksidan, seperti asap rokok, tar, asap kendaraan bermotor, pengawet makanan, vetsin, arsen, arang, sakarin, asbes, dan oral kontrasepsi.
  2. Faktor fisik seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleid.
  3. Virus.
  4. Iritasi dan inflamasi kronis.
  5. Kelemahan genetik sel-sel tubuh.
Bagaimana Cara Mengatasi Kanker Sejak Dini?
Langkah terbaik yang seharusnya dilakukan adalah dengan mengelola gaya hidup sehat dan pola makan yang seimbang, diantaranya:
  1. Menghentikan kebiasaan merokok.
  2. Menghentikan konsumsi alkohol.
  3. Berolahraga secara teratur.
  4. Mengelola stres dengan baik.
  5. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar.
  6. Menghindari terlalu banyak makan makanan yang berlemak tinggi.
  7. Menghindari konsumsi makanan yang dibakar terlalu banyak.
  8. Mengkonsumsi zat antioksidan, misalnya dengan mengkonsumsi Vitamin C yang kualitasnya bagus.

1 komentar: